Minggu, 07 Juni 2009

Perpisahan Kelas 6 SD 006 Rumbai Pesisir Tahun 2009



Pelatih Tari Ibu wike dan sebagian penari "Tari Persembahan"


O2 Band


Menyanyikan lagu "Terima Kasih Guru"


Kamis, 26 Maret 2009

Sikap Memaafkan dan Manfaatnya bagi Kesehatan




Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan:

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)

Dalam ayat lain Allah berfirman: "...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)

Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:

... dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)

Juga dinyatakan dalam Al Qur'an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji. "Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia." (Qur'an 42:43) Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an, "...menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)

Para peneliti percaya bahwa pelepasan hormon stres, kebutuhan oksigen yang meningkat oleh sel-sel otot jantung, dan kekentalan yang bertambah dari keeping-keping darah, yang memicu pembekuan darah menjelaskan bagaimana kemarahan meningkatkan peluang terjadinya serangan jantung. Ketika marah, detak jantung meningkat melebihi batas wajar, dan menyebabkan naiknya tekanan darah pada pembuluh nadi, dan oleh karenanya memperbesar kemungkinan terkena serangan jantung.

Pemahaman orang-orang beriman tentang sikap memaafkan sangatlah berbeda dari mereka yang tidak menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an. Meskipun banyak orang mungkin berkata mereka telah memaafkan seseorang yang menyakiti mereka, namun perlu waktu lama untuk membebaskan diri dari rasa benci dan marah dalam hati mereka. Sikap mereka cenderung menampakkan rasa marah itu. Di lain pihak, sikap memaafkan orang-orang beriman adalah tulus. Karena mereka tahu bahwa manusia diuji di dunia ini, dan belajar dari kesalahan mereka, mereka berlapang dada dan bersifat pengasih. Lebih dari itu, orang-orang beriman juga mampu memaafkan walau sebenarnya mereka benar dan orang lain salah. Ketika memaafkan, mereka tidak membedakan antara kesalahan besar dan kecil. Seseorang dapat saja sangat menyakiti mereka tanpa sengaja. Akan tetapi, orang-orang beriman tahu bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah, dan berjalan sesuai takdir tertentu, dan karena itu, mereka berserah diri dengan peristiwa ini, tidak pernah terbelenggu oleh amarah.

Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini.

Memaafkan, adalah salah satu perilaku yang membuat orang tetap sehat, dan sebuah sikap mulia yang seharusnya diamalkan setiap orang

Dalam bukunya, Forgive for Good [Maafkanlah demi Kebaikan], Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres. Menurut Dr. Luskin, kemarahan yang dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang dapat teramati pada diri seseorang. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa:

Permasalahan tentang kemarahan jangka panjang atau yang tak berkesudahan adalah kita telah melihatnya menyetel ulang sistem pengatur suhu di dalam tubuh. Ketika Anda terbiasa dengan kemarahan tingkat rendah sepanjang waktu, Anda tidak menyadari seperti apa normal itu. Hal tersebut menyebabkan semacam aliran adrenalin yang membuat orang terbiasa. Hal itu membakar tubuh dan menjadikannya sulit berpikir jernih – memperburuk keadaan.

Sebuah tulisan berjudul "Forgiveness" [Memaafkan], yang diterbitkan Healing Current Magazine [Majalah Penyembuhan Masa Kini] edisi bulan September-Oktober 1996, menyebutkan bahwa kemarahan terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri orang, dan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka. Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa orang menyadari setelah beberapa saat bahwa kemarahan itu mengganggu mereka, dan kemudian berkeinginan memperbaiki kerusakan hubungan. Jadi, mereka mengambil langkah-langkah untuk memaafkan. Disebutkan pula bahwa, meskipun mereka tahan dengan segala hal itu, orang tidak ingin menghabiskan waktu-waktu berharga dari hidup mereka dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka memaafkan diri mereka sendiri dan orang lain.

Semua penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemarahan adalah sebuah keadaan pikiran yang sangat merusak kesehatan manusia. Memaafkan, di sisi lain, meskipun terasa berat, terasa membahagiakan, satu bagian dari akhlak terpuji, yang menghilangkan segala dampak merusak dari kemarahan, dan membantu orang tersebut menikmati hidup yang sehat, baik secara lahir maupun batin. Namun, tujuan sebenarnya dari memaafkan –sebagaimana segala sesuatu lainnya – haruslah untuk mendapatkan ridha Allah. Kenyataan bahwa sifat-sifat akhlak seperti ini, dan bahwa manfaatnya telah dibuktikan secara ilmiah, telah dinyatakan dalam banyak ayat Al Qur’an, adalah satu saja dari banyak sumber kearifan yang dikandungnya.

Sumber Dari : http://www.harunyahya.com/indo/artikel/094.htm

Jumat, 30 Januari 2009

Kreatifitas Guru Olahraga di SD 6 Rumbai

Empat jempol untuk Pak Syaiful di SD 006 Rumbai, saya sebagai salah satu orang tua murid di SD ini merasa bangga mempunyai guru olahraga yang kreatif dengan kondisi lapangan sekolah yang memang sempit untuk anak berkegiatan olahraga.

Selama ini SD 006 Rumbai lebih sering menggunakan lapangan yang agak jauh kebelakang dari lokasi sekolah. Dengan jumlah murid yang lumayan banyak (kurang lebih 40 orang/kelas) kemungkinan-kemungkinan keselamatan anak yang pergi ke lapangan untuk kegiatan olahraga menurut saya terlalu berisiko. Kemungkinan lain adalah tidak efektif dan efisiennya pelajaran olahraga karena untuk menuju lapangan olahraga aja sudah memakan waktu, belum lagi untuk mengatur anak-anak yang memang kalau di sekolah negeri ini anak-anaknya agak istimewa. Tidak semua sih, namun berdasarkan pengamatan saya yang awam dalam hal ini, banyak anak murid yang memerlukan perhatian khusus karena mungkin kondisi keluarga yang kurang memperhatikan si anak tersebut.

Pernah saya melihat seorang anak yang begitu pulang dari olahraga di lapangan seluruh badannya basah kuyup dan kotor karena habis bermain bola di tempat yang becek, ditambah lagi setibanya di sekolah karena bajunya kotor mandilah dia dengan baju-bajunya. Ketika saya tanya apakah dia membawa baju ganti untuk melanjukan pelajaran yang lain. Ternyata tidak. Waduh, saya tidak tau bagaimana jadinya anak itu belajar dengan kondisi baju yang basah tersebut.

Saya juga pernah bertanya kepada anak yang lain mengenai olahraga apa saja ketika di lapangan yang jauh itu. Jawabannya sungguh sangat menggelikan, entah karena faktor apa yang membuat anak tersebut menjawab bahwa kalau pergi ke lapangan dia suka membawa bonekanya atau barang lainnya yang bisa digunakan untuk bermain. Ada juga anak-anak yang bermain pasir, menangkap capung dan lain sebagainya. Lucu kan?

Alhamdulillah sekarang ini sudah ada Pak Syaiful yang kreatif. Dengan alat-alat yang sederhana, dia bisa membuat olahraga di SD ini menjadi menyenangkan dan lebih mengena untuk kegiatan olahraga di lahan yang sempit.

Dengan barang-barang bekas seperti karton bekas mi isntan, ban sepeda bekas, ternyata bisa dijadikan untuk peralatan olahraga. Dengan barang-barang tersebut anak bisa berlomba lari rintangan misalnya. Dan masih banyak lagi yang saya tidak pandai menguraikannya.

Mudah-mudahan Pak Syaiful bisa bertahan lama di SD ini sehingga orang tua murid tidak was-was meninggalkan anak untuk berolahraga karena masih di lingkungan sekolah.


OLeh : Mama Hana